Lets Go Green

Lets Go Green

Rabu, 06 November 2013

Yuks Selamatkan Bumi :)

Cara Mudah Mengurangi Pemanasan Global

         

GAS rumah kaca (GRK) sebenarnya muncul secara alami di lingkungan. GRK adalah gas-gas seperti CO2, N2O, CH4 yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca (ERK) adalah kenaikan suhu akibat pantulan panas dari bumi diperangkap oleh GRK. Dalam keadaan normal dan seimbang, ERK ini amat berguna bagi kehangatan di bumi sehingga kehidupan nyaman. Tanpa GRK dan ERK yang normal dan seimbang, temperatur rata-rata bumi akan menjadi 33 derajat Celsius lebih dingin.
Akan tetapi, sekarang konsentrasi GRK menjadi lebih banyak akibat ulah manusia, seperti pembakaran bahan bakar minyak, penggundulan hutan, serta menimbun sampah sehingga berdampak terjadinya pemanasan global.
Pemanasan global adalah peristiwa peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi GRK di atmosfer. Pemanasan ini akan diikuti dengan perubahan iklim, seperti peningkatan curah hujan di beberapa belahan bumi sehingga menimbulkan bencana banjir dan longsor. Sebaliknya di belahan bumi yang lain mengalami musim kering yang berkepanjangan.
Beberapa dampak pemanasan global terhadap kehidupan manusia di antaranya, lahan pertanian kehilangan kesuburannya, iklim menjadi tidak menentu dan mengganggu pertanian serta ketahanan pangan, sedangkan nelayan akan terganggu karena meningkatnya intensitas badai.
Lebih jauh lagi, desa pantai terancam abrasi dan tenggelam karena perubahan muka air laut. Kenaikan permukaan laut hingga 15-95 cm diperkirakan akan menenggelamkan daerah pantai pada tahun 2100. Pemanasan global juga meningkatkan jumlah tanah kering dan kritis yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan, mencairnya gletser di kutub namun terjadi krisis air di bumi, serta tatanan kehidupan perekonomian masyarakat rusak karena meningkatnya bencana alam. Juga akan meningkatkan frekuensi kebakaran hutan, memusnahkan berbagai jenis keanekaragaman hayati.
Selain itu, pemanasan global berdampak besar bagi kesehatan manusia. Salah satu penyakit yang kerap muncul akibat iklim yang tidak menentu adalah mewabahnya penyakit paru-paru. Bahkan sebuah riset menunjukkan, kenaikan suhu 1o C menyebabkan naiknya angka kematian menjadi 300.000 per tahun akibat penyakit dan mutu makanan mengandung bahan kimia.
Menghemat BBM
Salah satu solusi untuk mengurangi pemanasan global adalah dengan mengefisienkan penggunaan BBM dan gas. Beberapa di antaranya yang dapat dilakukan dengan mudah yaitu memilih produk dalam negeri karena produk impor akan membutuhkan BBM yang lebih banyak. Mengemudikan kendaraan dengan benar (ecodriving) juga akan menghemat BBM. Misalnya, tidak mengemudi dengan agresif dan pindah ke gigi yang lebih tinggi secepat mungkin juga jangan terlalu cepat saat pindah ke gigi yang lebih rendah.
Buat janji untuk pergi bersama dalam satu mobil dengan keluarga atau teman untuk menghemat BBM, jangan pergi sendiri-sendiri dengan mobil masing-masing jika arah tujuan sama atau sejalan. Bisa pula dengan bepergian dengan kendaraan umum yang sangat menghemat BBM karena dapat membawa banyak penumpang (bis, kereta api, angkot) dibandingkan dengan mobil pribadi. Berjalan kaki atau bersepeda di samping itu sangat baik untuk kesehatan, juga dapat menyelamatkan bumi dari polusi kendaraan bermotor.
Hijaukan pepohonan
Cara lainnya tentu saja melestarikan hutan alam. Keberadaan pepohonan berfungsi untuk menjaga keseimbangan pasokan air dan juga menjaga kualitas udara dengan menyerap polutan udara seperti CO2 yang dapat mengurangi kadar GRK. Pohon adalah pabrik oksigen bagi makhluk hidup. Satu pohon besar dapat menyumbangkan oksigen untuk dua orang. Akar pohon berfungsi menyerap dan menyimpan air sehingga membantu kita terhindar dari banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Pepohonan yang rindang dapat berfungsi sebagai AC alami karena dapat menurunkan suhu udara di sekitarnya.
Jika masyarakat masih saja kekurangan air untuk kebutuhan sehari-harinya, saat ini memang sulit untuk mendapatkan kualitas air yang bagus. Meski begitu, kita masih bisa menggantungkan kebutuhan akan air terhadap ketersediaan air hujan. Beberapa cara untuk menampung air hujan di antaranya membuat sumur resapan di bawah talang rumah, di halaman rumah atau di taman-taman kota. Dapat pula menggunakan konsep biopori yang semakin marak digalakkan juga merupakan cara yang baik.
Biopori berfungsi untuk mengatasi banjir karena meningkatkan daya resapan air. Serta untuk mengatasi sampah karena dapat mengubah sampah organik menjadi kompos. Selain itu, biopori dapat mengurangi emisi dari kegiatan mengompos sampah organik secara terbuka. Adanya biopori akan menggemburkan dan menyuburkan tanah, dan juga akan mengatasi masalah timbulnya genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk demam berdarah. (Eva Fahas)***

BUMI MENANGIS




                                           





Pemanasan global (Inggrisglobal warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosferlaut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1]melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C(2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.